Potret Generasi Indonesia Saai Ini

on Rabu, 23 Juni 2010

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault menyatakan keprihatinannya dengan keberadaan generasi muda dewasa ini yang kurang peduli sejarah perjuangan bangsa, tidak peduli masalah lingkungan, dan budaya. Generasi muda sekarang terlena dan tergila-gila dengan sinetron bertema percintaan dan dunia mistik, serta budaya barat.Anak muda sekarang kena penyakit kegilaan karena senang. Di otak mereka hanya ada cerita-cerita sinetron cinta dan mistik. Film-film hantu-hantuan menjadi cerita menarik, ketimbang memberikan solusi dari persoalan lingkungan yang membelit masyarakat, "Apalagi memberikan solusi bagi persoalan kenegaraan dan kebangsaan, bagai jauh panggang dari api," kata Adhyaksa Dault, Sabtu (31/1), ketika berbicara pada Rapat Kerja Nasional FKPPI di Jakarta.

Dalam kondisi dan situasi generasi muda seperti itu, Menegpora Adhyaksa berharap, FKPPI harus tampil ke depan membawa pencerahan dan berbuat yang terbaik untuk masyarakat dan bangsa. FKPPI harus bisa berbuat. "Dengan banyaknya anak muda sekarang yang lupa dengan sejarah, coba FKPPI produksi film-film yang menggambarkan kesejarahan, kepahlawanan, dan nasionalisme," ujarnya.

Adhyaksa bercerita, pernah ketika ditanyakan siapa itu Cut Nyak Dien, anak-anak muda hanya menjawab, "Saudaranya Cut Yanti, Cut Keke...." Ini memprihatinkan. Mereka tidak tahu dan membaca sejarah bahwa Cut Nyak Dien adalah pahlawan, perempuan pejuang dari Tanah Rencong Aceh (NAD). Bahkan, ketika disebut Fatmawati, jawaban yang didapat hanya nama sebuah restoran. Begitu juga Diponegoro, mereka tidak tahu.

Menurut dia, anak-anak muda harus tahu sejarah. Nasionalisme harus kental. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan budayanya. Dengan tahu sejarah, kita bisa mendapatkan inspirasi atau ilham, pengetahuan, dan keterampilan untuk memperbaiki kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

"FKPPI harus berpikir bagaimana Indonesia ke depan, bagaimana Indonesia 50 tahun mendatang? Bagaimana Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa utuh? Bagaimana menciptakan negarawan dan politisi yang negarawan? Untuk ini perlu kearifan. FKPPI perlu di-support," kata Menegpora.

Adhyaksa melukiskan, tahun 2010 jumlah generasi muda (usia 15-35 tahun) mencapai lebih kurang 70 juta orang. Masa depan bangsa kini dan ke depan berada di tangan generasi muda. Karena itu, masalah sejarah, budaya, dan masalah lingkungan harus jadi perhatian. Masalah ini perlu diangkat dan dikemas dengan baik.

FKPPI adalah organisasi besar yang harus jadi solusi, bukan jadi masalah. Menghadapi agenda pemilu ke depan, siapa pun calon presiden, pemilu harus disukseskan. FKPPI harus menjadi pemersatu anak-anak bangsa. Tampil ke depan menjadi teladan.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2009/01/31/13505354/Pemuda.Mesti.Peduli.Sejarah..Lingkungan..dan.Budaya..

0 komentar:

Posting Komentar